Melirik pendidikan di negeri zamrud khatulistiwa ini membuat hatiku menangis darah. Bukan Cuma darah, tetapi juga nanah. Sosok proklamator pendidikan tak lagi dihiraukan. Tak ada lagi unsur hormat, patuh, kasih dan sayang dalam wacana masa depan pendidikan di negeri ini. Pendidikan hanya emblem-emblem formalitas meraih kesuksesan. Sebenarnya tidak, karena bukan hanya orang-orang yang berpendidkan yang bisa sukses, melainkan tergantung apa usaha yang sudah kita lakukan.

guru-guru berlomba ikut CPNS. Mereka tak hiraukan anak didik yang sedang kehausan ilmu di depan papan kayu bercat hitam, Entah apa yang mereka inginkan. Ke-paradoksalan mereka sangatlah tinggi. begitu pula para pelajar. Pelajar zaman sekarang yang tak kenal akan namanya akhlaq, mereka gampang saja mempecundangi gurunya Read More →