Melihat perkembangan pendidikan di Indonesia tak ubahnya dengan Negara yang sedang mengalami embargo ekonomi, pasang surut selalu menghiasi ritme perkembangan berbagai bidang, termasuk di dalamnya pendidikan. M. Lutfi Al Jufri begitulah aku dinamakan, sebagai siswa madrasah sekaligus sanyang disediakan Madrasah.

Madrasah aliyah Al Hikmah 2, biasa dikenal dengan Malhikdua School, Itulah sekolahku, bernaung dalam lingkup Yayasan Pendidikan Pon. Pes Al Hikmah 2. Berletakan di kaki pegunungan Slamet tepatnya di Desa Benda yaitu sekitar tujuh kilometer dari wilayah Bumiayu, Kabupaten Brebes membuat Malhikdua ingin membangun sinergi baru dalam perkembangan mutu pendidikan.

Akrab dipanggil Lutfi, bergabung dalam wadah yang bernamakan M2Net (Malhikdua Network) yaitu sebuah Lembaga Informasi sekolah berbasis jurnalistik yang difasilitasi dan dimiliki Malhikdua. Sangat disayangkan jika masyarakat sekarang masih menganggap Madrasah dengan tangan kiri dan memandang dengan sebelah mata. Asumsi masyarakat sekarang yang kurang minat terhadap lembaga pendidikan yang bernamakan Madrasah tak ubahnya seperti barang elektronik, jika ada yang baru langsung dipilih tanpa melihat kondisi dan situasi pada saat itu.

Madrasah, lembaga pendidikan ini acap kali jadi perbincangan serius dan menarik, baik itu dari kalangan masyarakat maupun pemerintah. Entah mengapa madrasah sebagai lembaga pendidikan yang lahir atas dasar kemandirian masyarakat dalam menginspirasi bangsa dan apresiasi akan pentingnya pendidikan makin tergerus oleh gunjingan dan pandangan bahwa madrasah itu jumud, katro, ‘ndeso’ dan monoton, salah satunya dalam bidang IT dan cabang-cabangnya.

Sejarah internet masuk madrasah
Berawal dari kisah klasik internet masuk pesantren, madrasah yang dikenal dengan nama Malhikdua ini menggawangi perkembangan internet dalam pesantren yang saat itu internet bisa dikatakan suatu hal asing yang banyak mendatangkan Madhorot (dampak negatife).

Seiring berjalannya waktu, di tahun 2007, bermodalkan Telkom speedy, sekaligus dengan keoptimisan, Malhikdua mulai merintis warnet sekolah. Namun hal itu tidak langsung mendapat respon baik dari semua kalangan. Kehadiran warnet menimbulkan dampak negatif bagi santri yang statusnya siswa di Malhikdua sendiri, pasalnya mereka hanya menghabiskan waktu bermain-main di Friendster (jejaring sosial kala itu). Mereka pun tak patut disalahkan, karena kondisi mereka saat itu memang hanya mengenal jejaring sosial dan tak lebih.

Belum ada edukasi tentang penggunaan internet.
Sebagian santri yang saat itu hanya mengakses internet guna berutak-atik dengan jejaring sosial, yaitu Friendster mengakibatkan kehadiran internet di pesantren saat itu hanya sebagai alat pemuas yang sudah dijelaskan diatas yaitu bayak mendatangkan Madhorot (dampak negatife). Meski kabar tak sedap tersebut, yaitu tentang penyalahgunaan pengaksesan internet oleh santri yang sudah menyebar kemana-mana. Dan Pro dan kontra pun ikut mewarnai perkembangan internet serupa dengan sejumlah tuduhan yang disematkan ke pengguna meski tanpa bukti selain hanya menambah bumbu konflik tentang penggunaan internet. Namun semua itu membuat cikal bakal motivasi Malhikdua dalam mengembangkan internet yang sehat di Madrasah.

Tak mau masuk dalam konflik internet, beberapa guru dan ‘abdi’ dengan dibantu volunteer asal Surabaya, ialah Novy Setyarso membuat sebuah gerakan untuk menormalisasikan penggunaan internet di madrasah. Tanpa menunggu garis kebijakan formal dari sekolah, sekumpulan orang yang kemudian dikenal dengan M2Net (Malhikdua Network) perlahan dengan pasti mulai mengenalkan santri tentang internet dan ranjau-ranjau di dunia maya.

Program pertama yang digalakkan adalah One Student One Blog, dimulai 1 Ramadhan tahun 2009. Program yang menargetkan setiap siswa memiliki blog ini juga ingin mencetak kemampuan santri dalam mengelola perangkat-perangkat TIK lainnya seperti media sekolah, manejemen media, hingga komunitas Blog.

Memang hal biasa dan tak ada menariknya jika gerakan Go Blog diciptakan di lembaga pendidikan yang berada ditingkatan menengah keatas, dikarenakan pada saat itu juga gerakan Go Blog sudah melangit namanya di dunia pendidikan luar. Hal tersebut yang semulanya merupakan hal yang sudah lazim bagi kalangan luar pun diubah oleh M2Net, dengan semangatnya “jika sekolah lain mengumpulkan blogger maka Malhikdua menciptakan blogger”.

Layanan Hosting Gratis
Roda kehidupan pesantren yang mau tak mau harus mengikuti alur perkembangan zaman mulai menerima kehadiran internet secara lebih. Gerakan Go Blog yang dikelola M2Net pun mulai disebarluaskan, seiring dengan gerakan Go Blog tersebut terbentuklah sebuah komunitas yang ditelorkan oleh M2Net juga yaitu Sandal Selen. Sebuah komunitas Blogger yang ingin menghilangkan pandangan umum tentang santri ndeso, katro dan ketinggalan zaman juga beraspirasi membangun penggunaan internet sehat serta membangun generasi anti plagiarisme.

Meluasnya gerakan Go Blog serta lahirnya Komunitas Blogger Sandal Selen akhirnya mendapat apresiasi positif oleh dewan sekolah. Secara resmi Malhikdua mulai mengeluarkan budget khusus untuk pengembangan IT di Madrasah. Dana dari sekolah itu digunakan untuk mengupgrade kualitas dan level penyimpanan data yang mulanya shared hosting menjadi VPS (Virtual Private Server). Itu dilakukan guna meningkatkan layanan blog agar bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh seluruh keluarga besar Malhikdua, dari siswa, guru, karyawan, hingga alumni.

Dari usaha itu Malhikdua diklaim sebagai satu-satunya Madrasah yang meyediakan layanan blog hosting untuk siswa-siswanya. Beralamat di Malhikdua.com dengan visi utama melayani santri demi membudayakan kegiatan menulis dan berbagi lewat dunia maya (serving) . Blog Malhikdua juga menjadi sarana santri dalam membangun jaringan silaturahmi dengan dunia luar (networking). Siswa Malhikdua juga memiliki kebanggaan tersendiri dengan digunakannya nama madrasah sebagai alamat blognya. Hal ini sangat berbeda dengan kelaziman siswa-siswa di sekolah lain yang menggunakan nama blogspot ataupun wordpress.

Dari Blogging untuk Internet Sehat
Lahirnya gerakan Go Blog yang didukung dengan peran Komunitas Blogger Sandal Selen mulai mempengaruhi perkembangan kemampuan santri khususnya dalam bidang IT. Saat berinternet santri tak hanya mengakses jejaring sosial seperti yang lalu-lalu. Santri mulai aktif membuat konten di dunia maya melalui blog yang disediakan Madrasah.

Perlahan tapi pasti mereka juga mulai mengenal arti ranjau di dunia maya. Dari aktivitas blogging, mereka mulai menggeluti aktivitas baru diluar kegiatan mengaji di pesantren dan belajar pelajaran di Madrasah. Melalui blogging tersebut siswa mulai belajar memahami apa arti dibalik pemanfaatan internet, tak sekedar chat dengan mengakses jejaring sosial, mereka juga mulai mengakses internet secara sehat yang salah satunya ialah berbagi karya-karya mereka di jejaring sosial masing-masing.

Penggunaan internet secara sehat bisa berkembang dan mengalami perubahan 180 derajat setelah siswa mengenal istilah aktivitas baru dari kegiatan blogging yaitu Blog Walking. Blog Walking adalah aktivitas mengunjungi blog teman-teman. Biasanya ditandai dengan saling memberi komentar terhadap suatu postingan di blog. Aktivitas Blog Walking sendiri bertujuan untuk saling memberi pengetahuan yang dituliskan oleh seorang blogger kepada blogger lain dalam hal informasi apapun seperti halnya pendapat maupun the best inspiration , karena pada dasarnya blog adalah media yang dapat menyuarakan suara independen kita yang berisikan karya-karya khas naluri pemikiran.

Ditambah aktivitas Blog Walking, siswa makin senang dalam melahirkan karya-karya mereka. baik itu berupa seni imajinatif maupun curahan aspirasi yang berdasar dari pikiran akal dan hati ke dalam blog. kesenangan mereka tak ubahnya komentar-komentar polos tentang apa isi dari karya mereka. namun justru dari komentar-komentar polos tersebut siswa tersebut bisa mengenal berbagai istilah dari dunia luar seperti halnya untuk berkiprah dalam pengembangan internet secara sehat dengan cara menghindari ‘ranjau’ di dunia maya.

Blogging memberi dampak positif yang mana pengguna internet tak lagi narsis-narsisan hingga memuntahkan kegalauan di sosial media, tapi bergeser ke aktivitas Blog Walking diatas. Kesimpulan tersebut diambil melalui data statistik yang diambil dari setiap warnet yang ada dalam pesantren Al Hikmah 2 pasca lahirnya Komunitas Blogger Sandal Selen. setiap warnet menyatakan penggunaan dalam pengaksesan internet menjadi lebih terkendali pasca Malhikdua memberi layanan blog hosting gratis.

Mulai memahami penggunaan internet secara sehat, itulah hasil dari aktivitas blogging itu sendiri yang diprakarsai oleh M2Net untuk menjadikan aktivitas blogging sebagai sarana pengaksesan internet secara sehat di Madrasah. Perkembangan internet yang layaknya kecepatan cahaya diibaratkan dua mata pisau, jika salah satunya digunakan untuk kebaikan yaitu pengaksesan internet secara sehat maka akan lahirlah manfaat yang akan tertuangkan kepada diri kita, namun jika sebaliknya, masalah lah yang akan mengayomi kita setiap harinya.

Pembentukan Karakter Bertanggung Jawab
M2Net sebagai pengelola blog yang ditunjuk Madrasah juga tak asal dalam membuat program. Selain tujuan ‘serving’ dan ‘networking’ yang telah disebutkan diatas, kehadiran Blog Malhikdua juga turut andil dalam membentuk karakter bertanggung jawab pada diri setiap siswa (pengguna). Ada aturan yang harus dipatuhi yang mana setiap blogger harus bertanggung jawab terhadap keaslian isi dan menghormati hak cipta pihak lain dalam blognya. Aturan ini berdasar QS An-Nisa : 29 dimana secara tegas melarang orang beriman untuk memakan harta sesama dengan jalan yang batil. Nabi Muhammad dalam sejumlah hadisnya juga melarang umatnya untuk merugikan orang lain.

Hak Kekayaan Intelektual sangat dijaga di Malhikdua karena dipandang sebagai salah satu Al huquq al maliyyah (hak kekayaan) yang mendapat perlindungan hukum (mashnun) sebagaimana mal (kekayaan), sepanjang tidak bertentangan dengan hukum Islam.

Selain ketentuan diatas, ada aturan lagi yang harus dipatuhi, yakni: melarang pemuatan isi dalam bentuk apa pun yang menurut penilaian sepihak pengelola Blog Malhikdua, seperti: mengandung percabulan, mengandung fitnah terhadap pihak lain, mengandung penyebaran prasangka buruk dan kebencian terhadap kelompok tertentu berdasarkan suku, ras, agama, ketidakmampuan, gender, dan orientasi seksual, mengandung ajakan destruktif yang mengganggu kenyamanan hidup bersama, mengandung cara-cara manipulatif untuk hal-hal di luar kepentingan para pengguna Blog malhikdua, mengandung spam, kode jahat, dan virus.

Seluruh ketentuan tersebut dibuat untuk kepentingan bersama, yakni kenyamanan para pengguna maupun pembaca. Jika terjadi pelanggaran maka pengelola akan menghapus blog tersebut tanpa pemberitahuan kepada pengguna. Bahkan, jika terjadi pelanggaran sangat serius maka pengelola tidak menutup kemungkinan untuk memberikan keterangan kepada penegak hukum bila diminta, dalam prosedur yang sesuai hukum dan kepantasan.

Dukungan Tokoh Masyarakat Terhadap Aktivitas Blogging di Malhikdua
Malhikdua, sebagai sekolah yang berani mengeluarkan budget khusus pada perkembangan IT serta melahirkan Komunitas Blogger pelajar sekaligus santri mulai bersaing dengan sekolah lain yang skalanya dalam bidang IT bisa dibilang lebih unggul daripada Malhikdua. Namun sisi menarik Malhikdua yaitu, dimana sekolah lain hanya bisa mengumpulkan blogger, Malhikdua bisa menciptakan blogger.

Melalui hal menarik tersebut, tak ayal jika komunitas Blogger yang perannya sudah merambah dan diakui di kancah Nasional sering mengundang delegasi Komunitas Sandal Selen dalam berbagai acaranya, seperti halnya dalam acara Semarang Blogger Festival, acara kopdar yang diselenggarakan oleh komunitas Dot Semarang tersebut mengundang Komunitas Sandal Selen guna ikut berpartisipasi dalam acara peringatan hari ulang tahun kota Semarang yang tentunya dibarengi kumpul bareng Blogger Nasional.

Tak hanya komunitas Dot Semarang saja yang tertarik dengan peran Malhikdua dalam perkembangan IT melalui pelayanan Blog Hosting. Juguran Blogger Banyumas, inilah track Malhikdua kedua dalam mempromosikan aktivitas baru mereka selain dalam kegiatan mengaji dan belajar, yaitu NgeBlog.

Apresiasi tokoh masyarakat tertinggi yaitu saat delegasi dari Komunitas Sandal Selen diundang dalam acara Asean Blogger Festival yang di gelar di Solo sekitar pada bulan Mei 2013. Sandal Selen sebagai satu-satunya komunitas blogger yang di dominasi siswa plus santri yang diundang dalam ajang Kopdar kaliber Internasional, seperti halnya Asean Blogger Festival di Solo. merupakan kebanggaan sendiri bagi penyelenggara, karena penyelenggara masih jarang melihat ada blogger yang berstatuskan santri plus siswa di kalangan Madrasah menengah atas.

Asean Blogger Festival di Solo kemarin merupakan bukan kali pertama bagi para siswa Malhikdua yang tergabung dalam Komunitas Sandal Selen untuk memenuhi undangan kopdar ataupun juguran di level Internasional, karena sebelumnya siswa-siswa madrasah ini juga pernah ikut serta dalam penyelenggaraan Asean Blogger Festival di Bali sekitar tahun 2010. Peran Malhikdua dalam membangun internet sehat di Madrasah dan lingkup pesantren melalui aktivitas blogging yang digarapnya merupakan sebuah pencapaian yang tak luput dari tokoh masyarakat yang secara sentral dan tertutup ikut serta dalam memasyarakatkan internet sehat dalam lingkup lembaga pendidikan.

Pandangan masyarakat yang memandang Madrasah hanya dengan sebelah mata dan menjadikan Madrasah sebagai pilihan kedua atau kesekian dikarenakan kualitas ataupun kurangnya fasilitas penunjang keseimbangan dalam menghadapi arus globalisasi telah terpatahkan, karena satu diantara Madrasah lain di Indonesia yaitu Malhikdua telah berani mempelopori dan melangkah lebih awal dalam perkembangan bidang IT dan garapanya. Dan bukan hanya itu, Malhikdua juga mengembangkan program Internet Sehat di Madrasah yang mengacu pada aktivitas blogging agar perkembangan Internet yang tak jauh dari bidang IT dan garapanya tetap bisa terkendali.

Apresiasi dan dukungan masyarakat dalam membangun internet sehat di Madrasah tentunya telah menjadi bukti nyata, bahwa Madrasah mampu bersaing dengan lembanga pendidikan lain yang bisa dibilang mempunyai kemampuan lebih. Aku pun tidak pernah menyesal apalgi minder menjadi siswa Madrasah. Justru akubangga dan bersyukur masih diberi kesempatan untuk belajar di lembaga pendidikan yang bernama Madrasah. Dengan kemampuan besar, aku yakin Madrasah bisa menjadi motor atau poros perkembangan pendidikan di Indonesia.
Note: Tulisan ini diikutkan pada lomba Kisah Inspiratif Madrasah Kemenag RI 2014.