Tak terasa sudah setengah minggu diriku tinggal di Surabaya, bersama sekaligus di pandu oleh arek Surabaya asli, Novi Cuk Lanang atau akrab disapa dengan Paman Gembul diriku mulai berani explore lebih luas kota yang mendapat julukan pahlawan ini.

Mulai dari mengerjakan tugas M2net yang menjadi tugas utamaku mengapa aku sampai di The Heroes City ini, dan tak kalah, sampai-sampai merayakan ulang tahun kedua anak  paman gembul, Huda dan Ghizay. Dan rasanya diriku makin betah aja tinggal disini.

keingetan surabaya adalah kota terbesar setelah jakarta, diriku sempat kepikiran, “rasanya kurang afdhol jika pergi ke kota segede surabaya tanpa mengunjungi ikon paling famous di kota tersebut”. yups,…apa itu?..mari baca lebih lanjut.

Kegiatanku yang udah aku jalani, ; Nonton film udah, suramadu?….!  lihat monumen kapal selam udah (walaupun dari samping jalan), apa lagi eah….? owh ea, Sea World. ngomong-ngomong di surabaya ada Sea World gak yahh?…ya ada donk.

Beda jauh dengan Sea World seperti di Ancol, Sidoarjo dan yang lainnya. kali ini Sea World yang aku kunjungi bener-bener gede banget dan kata paman gembul paling gede se-asia tenggara…hwahwahhwa…

*************

Gini nih ceritanya, kenapa dan giman aku nemuin tuh Sea World tergede se-Asia tenggara. cek it dot…..Bermula dari urusan perut keroncongan yang gak bisa diajak kompromi,  diriku minta paman gembul ngajak aku jalan-jalan sekaligus nyari makanan ringan buat ganjal tenggorokan perut.

Melawan mitos, kata paman Gembul tuh “setiap warung apapun yang tempat domisilinya ada didepan makam, pasti gak lakunya, sebagi contoh kejadian; Lihat aja Hitech mall surabaya, dulu tuh mall sepi banget dan banget, sampai-sampai pernah ditutup juga gara-gara bangkrut-prut, namun sekarang mall sudah disulap menjadi mall yang super Gadget, dimana-mana ada gadget…wuuuh.bener bikin ngiler….

Nah gini nih ceritanya, nemu tempat nongkrong sekaligus enak buat makan yang letaknya didepan makam. itulah sebelum diriku menemukan Sea World tersebut. Ngobrol ngalor ngidul…bla..bla..akhirnya cak Novi mulai membuka obrolan tentang ikon khas kotanya. sambil nyeruput STMJ, aku denegrin dongengg tersebut, “D***Y” itulah ikon terbesar kota ini dan aset kota surabaya yangmana traffic peredaran uang berpusat di tempat tersebut” cerita paman gembul aku stop sampai situ. merasa heran dan kaya apaan sih?,,,Cak, langsung aja kesana yuk,..yups…Let’s Goooooo!!!…..*gak sabar eahh?..

Usai makan dan dengerin cerita tadi, diriku penasaran. tanpa basa-basi cak novi dan aku pun langsung melesat menuju tempat tujuan…langsung saja, Ibaratkan Guide, akhirnya aku dan Cak Novi sampai juga  ditempat tersebut…, sambil mengendarai motornya, Cak Novi perlahan menceritakan asal-usul D***Y, yang katanya jadi tempat wisata para pejabat-pejabat.

Sampai disana. Pikirku, nih tempat mirip-mirip aquarium….! bukan cuma pikirku, ternyata emang bener, kebanyakan orang berpendapat, D***Y tuh kaya aquarium, kalau dilihat dari luar, pertama mata kita menembus kaca kotak, terus lihat ikan-ikan raksasa…ya mirip-mirip kita jika lihat aquarium, cuma kalau yang ini Gede Super gede. mirip-mirip Sea World.

So, D***Y tuh Sea World (aquarium) paling gede se-Asia Tenggara yang menjadi ikon negeri ini utamanya, dan kota surabaya, satunya lagi S****M..yang berada di Yogyakarta.

Lelah turun dari bus, bener-bener lelah, setelah menempuh perjalanan jauh dari malang surabaya. Adalah terminal bungur asih surabaya dimana aku turun bersimpuh air keringat, dengan menggenggam piala ditangan kanan yang baru aku dapatkan diaku menuju blok kanan terminal bungurasih kota surabaya guna mencari bus jurusan terminal brambang,  sesuai dengan perintah yang di berikan mas novi kepadaku melalui sms. Denganpenuh tanda tanya, aku langsung mencari bus jurusan terminal brambang surabaya.

Tepat di dalam bus aku merasa risih dengan keadaan yang sedang menyelimuti diriku, rasanya ada yang kurang deh, tapi apa itu? Hatiku terbata- bata mengingatnya, sedikit mengingat. Akhirnya,  Oh ya, sepatu! Aku lupa membawa bungkusan plastik yang berisikan sepatu sekolahku  yang sudah tak muat lagi di masukan ke dalam tas yang masih aku gendong sampai sekarang. Read More →

Melirik pendidikan di negeri zamrud khatulistiwa ini membuat hatiku menangis darah. Bukan Cuma darah, tetapi juga nanah. Sosok proklamator pendidikan tak lagi dihiraukan. Tak ada lagi unsur hormat, patuh, kasih dan sayang dalam wacana masa depan pendidikan di negeri ini. Pendidikan hanya emblem-emblem formalitas meraih kesuksesan. Sebenarnya tidak, karena bukan hanya orang-orang yang berpendidkan yang bisa sukses, melainkan tergantung apa usaha yang sudah kita lakukan.

guru-guru berlomba ikut CPNS. Mereka tak hiraukan anak didik yang sedang kehausan ilmu di depan papan kayu bercat hitam, Entah apa yang mereka inginkan. Ke-paradoksalan mereka sangatlah tinggi. begitu pula para pelajar. Pelajar zaman sekarang yang tak kenal akan namanya akhlaq, mereka gampang saja mempecundangi gurunya Read More →

Asyiknya jalan-jalan, baru saja seminggu lalu aku pulang ke rumah, akhirnya aku bisa jalan-jalan lagi, kali ini bukan sekedar perjalanan, karena apa? Aku bersama haffata,azis, farobi dan ibu laila (salah satu guru di sekolahku). Kini aku lagi dapat rejeki nomplok, lomba website yang aku dan teman temanku ikuti lolos babak penyeleksian, dan sekarang kami menjadi salah satu nominator dalam lomba tersebut dan bertempat di malang. Read More →

Tak disangka, negeri yang sudah menyandang gelar khatulistiwa ini mendapat yang tak layak ubagi negeri ini. Sebenernya bukan tak layak tapi kurang pantas, soalnya apa? Masih banyak negeri yang seharusya cocok menyandang gelar tersebut.

Bersama farobi, aku mendapatkan ide untuk memberikan predikat atau lebih sopannya pengharagaan. Walaupun itu tetap saja tak sopan. Karya karya seni musik indonesia yang bertebaran

di sekitar kita bahwa indonesia memang patut menyandang gelar ini, yaitu country’s full music. Read More →

mungkin sugesti sugesti yang sudah di berikan oleh pak muhtar wijaya telah merangsang dalam alam bawah sadarnya. acara seminar bahasa inggris sekaligus hypnoterpy yang diadakan di aula serbaguna pon.pes alhikmah 2, mengundang banyak apresiasi yang sangat luar biasa, baik dari kalangan santri al hikmah 2 sendiri dan masyarakat sekitar.

wawan ridwan, salah seorang santri yang terangsang oleh sugesti-sugesti yang di berikan oleh pak muhtar wijaya mulai memasuki alam bawah sadarnya, awalnya dai disuruh mengangkat salah satu tanganya dan menempelkan di jidadnya. tiba-tiba pak muhtar Read More →