Lelah turun dari bus, bener-bener lelah, setelah menempuh perjalanan jauh dari malang surabaya. Adalah terminal bungur asih surabaya dimana aku turun bersimpuh air keringat, dengan menggenggam piala ditangan kanan yang baru aku dapatkan diaku menuju blok kanan terminal bungurasih kota surabaya guna mencari bus jurusan terminal brambang,  sesuai dengan perintah yang di berikan mas novi kepadaku melalui sms. Denganpenuh tanda tanya, aku langsung mencari bus jurusan terminal brambang surabaya.

Tepat di dalam bus aku merasa risih dengan keadaan yang sedang menyelimuti diriku, rasanya ada yang kurang deh, tapi apa itu? Hatiku terbata- bata mengingatnya, sedikit mengingat. Akhirnya,  Oh ya, sepatu! Aku lupa membawa bungkusan plastik yang berisikan sepatu sekolahku  yang sudah tak muat lagi di masukan ke dalam tas yang masih aku gendong sampai sekarang. Read More →

Melirik pendidikan di negeri zamrud khatulistiwa ini membuat hatiku menangis darah. Bukan Cuma darah, tetapi juga nanah. Sosok proklamator pendidikan tak lagi dihiraukan. Tak ada lagi unsur hormat, patuh, kasih dan sayang dalam wacana masa depan pendidikan di negeri ini. Pendidikan hanya emblem-emblem formalitas meraih kesuksesan. Sebenarnya tidak, karena bukan hanya orang-orang yang berpendidkan yang bisa sukses, melainkan tergantung apa usaha yang sudah kita lakukan.

guru-guru berlomba ikut CPNS. Mereka tak hiraukan anak didik yang sedang kehausan ilmu di depan papan kayu bercat hitam, Entah apa yang mereka inginkan. Ke-paradoksalan mereka sangatlah tinggi. begitu pula para pelajar. Pelajar zaman sekarang yang tak kenal akan namanya akhlaq, mereka gampang saja mempecundangi gurunya Read More →