Heran…dan bener-bener heran, punya masalah yang ngegrundel gede masih aja disimpen rapet dalam ati..ajaib bin heran, (kuat banget tuh orang nampung masalah). Evaluasi, ya itulah kegiatan yang saya sangat sukai dalam sebuah komunitas maupun organisasi.

Sangat tidak mungkin jika seseorang atau pribadi seseorang tak punya masalah sedikitpun, apalagi dalam suatu ikatan ataupun jaringan seperti Organisasi, Komunitas maupun kelolmpok sosial lainya. Baik itu masalah, cewe (cowo) cowo (cewe), kemampuan, pengalaman dan hal lain sebagainya yang akan timbul dalam sebuah ikatan atau jaringan yang sedang kita ikuti.

Seperti yang saya sedang alami kini, sebagai salah satu  anggota dari komunitas yang berkembang menjadi sebuah organisasi pelajar bahasa inggris, sebut aja organisasi X. saya sendiri yang menjabat sebagai sekretaris, kadang saya merasa risih dengan apa yang saya lakukan, soalanya saya sendiri merasa sering melangkahi derajat sang ketua. mengapa? bukannya aku menyombongkan diri, namun inilah realita yang sering terjadi. yaitu, tampil lebih vokal ketimbang ketua atau perangkat lain yang derajatnya lebih tinggi, terelbih ketika meeting diadakan.

Seeebbbbbbbeelll banget, saya tuh paling sebel kalau pas kebeneran ada suatu rapat terdapat oknum yang bungkam (aksi tutup mulut) gak mau bicara dan itupun belum diketahui penyebabnya. saya pikir dengan maaf dan rasa hormat, apakah mereka terutama temanku (putra) lapar sehingga tak punya energi untuk ngomong, bisu, malu? malu sama siapa?, sama temen sendiri kok malu!?!?!? ini organisasi, organisasi itu butuh aspirasi dari para anggotanya, ketika para anggotanya saja sudah mulai malas berbicara otomatis ide-ide untuk mengembangkan oragnisasi, bisa ditebak GAK ADA!

Hanya orang-orang itu aja yang sudah pasti ngomong, bisa ditebak. bener-bener bingung, menjadi anggota dalam orgnisasi X ini. yang aku selalu pertanyakan, mengapa mereka malas untuk menyampaikan argumen mereka?..dan pasti mereka juga berpikir, “toh pasti ada gunanya argumen itu” gak bakal gak ada, dijamin!

Akhirnya, ketika acara meeting sesama jenis aja malu ngomong apa lagi sama cewe?..
ciut mental ngomong?..kalau dipikir dan direnungi pribadi mereka juga sadar 100%, kenapa harus malu ngomong? bingung apa yang mau disampaikan?..allllllllllllllllllaaaaaah gak jaman. pelajar (slta) gak bisa berpikir kritis untuk menyampaikan aspirasinya? mau dikemain nih bumi pertiwi……. Perkembangan zaman perkembanagan akal, akal juga harus dibarengi dengan pengungkapan. tanpa adanya pengungkapan (aplikasikan) penyampaian gimana dengan yang lain, should we don’t care? kasihan.

So, bagi saya dan anda juga pasti yakin, bahwa ngomong apapun pas acara meeting baik itu Evalauasi, agenda rutin pasti ada gunanya. mungkin pendapat kita tidak bisa diterima?..itu bukan diterima, melainkan kurang cocok dengan topik yang sedang dibahas. dan suatu waktu pendapat anda akan bisa digunakan ketika pendapat anda sudah cocok dengan topik apa yang sedang diperbincangkan. dan Berbicara itu adalah Kunci Kemerdekaan, Bung Tomo meyerukan Takbir dengan lantang yang menandai resolusi jihad, itu juga berawal dari Ngomong (bicara) dulu kan? Soekarno, kalau Soekarno malu ngomong, ciut mental kapan nih negeri mau merdeka, mungkin nih bumi masih bau tanah penjajah. Soekarno orator ulung yang dapat mempengaruhi publik hanya dengan Pidatonya, apa kita tidak iri?…

Inilah realita yang aku alami, Aku selalu tampil vokal disetiap meeting di organisasi X, baik itu meeting (cowo) dan gabungan (cowo+cewe). sebel sendiri kadang kalau dewasa ini hanya saya sendiri yang tampil vokal, merasa bodoh sendiri ketika membiarkan kawan terebelenggu oleh ego dan kebodohan.

5 Thoughts on “Mungkin Mereka Tak Percaya dengan Berbicara Akan Lahir Sebuah Kemerdekaan

  1. mungkin yg diam berpikir bahwa “diam itu emas”

    gak sadar kalau itu jadul. gak sadar bahwa dengan diam itu mereka “melewatkan kesempatan emas”.

    soal posisimu di sekretaris yg serasa terlangkahi ga perlu dibingungkan. dalam organisasi nyata sekretaris memang sering memegang peran vital. ada sekjen PBB, ada sekjen PSSI, dsb. semua sekretaris itu lebih bersuara di publik ketimbang ketua. persamaannya mungkin kaya perdana menteri dalam sebuah model negara. dimana perdana menteri malaysia lebih dinanti daripada raja-nya, demikian untuk perdana mentri Toni Blair di Inggris, Ardogan di Turki, dlsb

    Maju terus bung

  2. damai_wardani on September 10, 2013 at 9:47 am said:

    Bicara adalah hak paling dasar yang dimiliki manusia. Kalau bicara saja tidak berani, berarti dia telah mendzalimi hak diri sendiri.

    antepkeun weh. da yang rugi mereka, bukan kamu bung. 🙂

    *** Service disabled. Check access key in CleanTalk plugin options. Request number d1066812296f01173de2880056608753. Automoderator cleantalk.org. ***

  3. budaya organisasi di pondok yang perlu dirubah..
    kip sepirit mas bro 😉

  4. Mungkin,alasan kenapa mereka malas atau tidak mau menyampaikan argumen mereka karena mereka sudah kepalang minder dan takut kalau pendapat mereka bakal ditolak…
    memang, jika hal tersebut harus dirubah, tapi ketika pemikiran mereka terus-menerus ditolak,pasti mereka gak akan mau lagi untuk berargument.

  5. Coba ente diem, jgn ngomong sama sekali. pasti nnti ada yg ngomong.

Post Navigation